RSS

SPEECHLESS..... *lagi dan lagi!! -,-*




Speechless lagi, lagi, lagi, lagi daaaaaaaaaaaan lagi!!!
Aaaaaaaaahhhhh!!! Mau nangis!! Mau peluk kakanya kenceng-kenceng sampe selama-lamanyaaaaaaaaaaa *modus!!!*
Gile ya, lagi-lagi gara-gara upload-an foto kakanya yang membanjiri home facebook gw, dan itu menimbulkan pertanyaan-pertanyaan, “kapan yaa gw bisanya?”, “berapa lama yaa?”, “terwujud ngga yaa?”. Dan yang paling menyakitkan, sampai sekarang, saat ini dan detik ini, pertanyaan itu semua BELUM TERWUJUD! *bunuh diri* -,-
Entah fotographernya yg jago atau kameranya yang hebat atau objeknya yang bagus, tapi sumpah! Fotonya bikin gw mupeng!!!
Rasa-rasanya gw pengen minta sama om jin supaya otak dan jari-jari tangan gw dituker sama kakanya. Udah manis, rendah hati, menawan, mengagumkan daaaaaaann luar biasa!! Huhuhu
Sekarang, gw lagi jatuh cinta sama Max Lucado. Dan ternyata, kakanya juga pengagum Max Lucado!! Ajegileeee…..jodoh berarti kita ka!! Hahaha -,-
bulan Desember, banyak job, banyak moment yang harus diabadikan, banyak moment yang di dokumentasikan daaaann pastinya foto-foto ataupun video2nya akan membanjiri home gw, lagi, lagi, lagi dan lagi!! siap-siap mupeng dan pasrah aja deh gw! pasrah menghadapi kenyataan kalo gw butuh perjalanan yang panjaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaang supaya pertanyaan gw terwujud!!! -,-

DISATUKAN BUKAN DICERAIKAN...




Kalo ngomongin masalah perceraian, pernikahan, pacaran dan kelajangan, itu topik yang seru dan menariiiiiik! Gw banyak belajar dari beberapa buku yang gw punya, Lady In Waiting, I Kissed Dating Goodbye dan Passion and Purity. Ngga bakal nyesel ngabisin banyak uang untuk beli ketiga buku itu. Baguuuuuuuusss!!!!!
Berawal dari buku Lady In Waiting. Kalo ngebahas buku yang satu ini, jadi inget Ka Kinan, sang pemberi buku hahaha, thanks a lot buat Ka Kinan :D
“DISATUKAN BUKAN DICERAIKAN”, judul khotbah pembukaan bulan keluarga, 7/10/12.
Judul yang menarik dengan pengkhotbah yang manis *LOH?*
Entah ini kebiasaan buruk atau baik, setiap pngkhotbahnya Pdt. Guruh Jatmiko Septavianus, gw pasti ngerekam khotbahnya dari awal sampai akhir, ngedengerin dengan seksama, mulut ternganga-nganga dan mata ngga kedip-kedip ngeliatin ganteng dan manisnya pak pendeta (-,-“) *kelakuan lo ting…ting!!!* *KIDDING!!*

Oke!! Awal kisah dimulai dari pertanyaan temen gw, “Ting, kalo di agama lo kan ngga boleh cerai. Nah, kalo MISALNYA nanti elo ngeliat suami elo selingkuh, terus nanti, elo cerai-in atau ngga??”
Wow… pertanyaan yang mudah di jawab, tapi sebenarnya sangat sulit untuk diaplikasikan.
“Ngga! Gw ngga bakal cerai! Alasan pertama karena memang di agama gw ngga boleh bercerai dan alasan yang kedua gw berpikir itu adalah tugas kita untuk bisa merubah pasangan kita agar menjadi lebih baik. Itu makanya pentingnya kedekatan kita dengan Tuhan, jadi ketika kita menghadapi cobaan dalam rumah tangga, kita ngga goyah”
*wedeh,, bijak sekali kau, Nak! -,-*
Ngomongin masalah perceraian, Pak Guruh dalam khotbahnya bilang, “… ketika Tuhan menciptakan lembaga pernikahan dan aku terlibat di dalamnya, ada sebuah panggilan disana, melalui keluargaku aku harus menjadi berkat dan kalau kita yakin sekali menjadi berkat, saya yakin dan percaya, kita semuanya bersepakat untuk mempertahankan baligai pernikahan itu. Setiap keluarga pasti ada “salibnya”, Ya! Setiap keluarga itu pasti pernah berantem, Pasti! Tetapi kalau dalam berantem itu dilihat bukan sisi berbedanya, tetapi melihat suatu titik temu yang sama, saya yakin dan percaya, berantem itu hanya menjadi bumbu di dalam kehidupan pernikahan. Ketegaran hatimu juga bisa berarti karena ego kamu! Karena kamu pengen menang sendiri, karena kamu pengen di dengarkan, karena kamu pengen dimengerti. Tetapi kamu tidak pernah belajar mendengarkan, tidak pernah belajar mengerti, tidak pernah belajar untuk menerima pasanganmu. Itu persoalannya, sehingga dengan gampang mengatakan “Sudah ngga cocok lagi!” apa ne yang ngga cocok? Ora cocok kok anaknyo limo?? *huakakakak NGAKAK!!*…. Bercerai adalah pilihan terbaik dari berbagai macam pilihan yang buruk-buruk, jadi tetep BURUK. Keluarga itu dipakai Allah untuk rancangan damai sejahtera, keluarga dipakai Allah untuk menjadi  alat kesaksian dan keluarga dipakai Allah untuk nantinya akan tercipta sebuah bangsa. Mestinya, kita akan menjadi lebih bertanggung jawab kepada keluarga kita.  Kita harus menyadari sebagai keluarga yang dibentuk Allah untuk menghadirkan damai sejahtera Tuhan. Oleh karena itu, kita diadakan bukan untuk diceraikan tetapi disatukan!”

Joshua Harris dalam bukunya, I Kissed Dating Goodbye, berbicara banyak mengenai pernikahan.
“Perayaan pernikahan adalah suatu peristiwa, tetapi pernikahan itu sendiri adalah suatu kondisi keberadaan. Bukan tindakan yang terjadi hanya satu kali, tetapi suatu komitmen seumur hidup yang harus dikembangkan dan dipelihara. Pernikahan janganlah dipandang rendah hanya sebagai pemuas hawa nafsu dan gairah pria yang bersifat jasmani, tetapi harus dipandang dengan rasa hormat, hati-hati, bijaksana dangan tenang dan di dalam takut akan Allah. Salah satu analogi yang paling indah yang Allah gunakan untuk mendefinisikan hubunganNya dengan kita adalah pernikahan. Dengan memahami hal ini, kita akan mendapat ilham dan ketenangan. Orang-orang seharusnya bisa melihat pernikahan kita dan berkata, “Jadi, seperti inikah gereja? Inikah artinya memiliki suatu hubungan dengan Yesus?” Pernikahan adalah misteri yang mendalam dan mengagumkan yang ditetapkan Allah untuk kemuliaanNya. Pernikahan adalah suatu peristiwa yang telah Allah pilih untuk berlangsung selamanya. Pernikahan harus dihormati. Pernikahan adalah suatu proses pemurnian. Salah satu hadiah pernikahan terbesar yang akan Allah berikan kepada anda adalah sebuah cermin diri yang adalah pasangan anda…..”

Jadi intinya, boleh ngga sih bercerai???
Pake nanya lagiii!!! Kan udah gw tulis panjang kali lebar kali alas kali tinggi!!! -,- *nanya sendiri, jawab sendiri* GILAA!!
Orang yang mengambil keputusan bercerai adalah orang yang egois. Ketika kita menikah, kita melibatkan banyak orang. Perceraian?? Paling banyak empat orang, termasuk pengacaranya. Seharusnya, kalau awalnya dimulai dengan banyak orang, mengakhirinya juga harus banyak orang. Artinya, ketika orang mengambil keputusan untuk bercerai dan kemudian melibatkan banyak orang, maka pasti tidak akan jadi bercerai. Karena pertimbangannya jadi banyak – kenapa begitu? Harusnya begini! *ngutip khotbah Pak Guruh*
Huaaahh,,, khotbahnya kereen, lucuuu dan seruuu!! Perumpamaannya mudah dimengerti dan pastinya LUCU BANGET!! Ekspresinya dapet, manisnya dapet, gantengnya dapet dan suaranya bagus! *mulai deh!! -,-*
Waktu itu sinyal kuping gw menangkap ada seseorang yang bilang, “hanya orang gila yang ngga suka sama Pak Guruh!!” weleh…weleh…setuju sih gw! Hahaha
Lah! Ini kenapa jadi ngomongin Pak Guruh?? -,-
Oke,, intinya kita tidak akan menemukan pasangan yang sempurna. Jika kita menemukannya, mengapa seseorang ingin menikahi seseorang yang tidak sempurna seperti saya dan anda?. Perempuan dan laki-laki itu sama sekali berbeda. Tetapi ketika kita menikah “keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu (Mrk 10:8)”. Satu daging, analogi yang indah dari Tuhan Yesus. Hubungan pernikahan seharusnya semakin hari semaki erat, semaki erat dan semakin erat, sehingga menjadi “satu daging”. Jadi, ngga ada lagi alasan untuk bercerai. Karena sebelum menikah, kita seharusnya sudah mengenal dengan dalam pasangan kita dan “ketika kita mengambil keputusan untuk menikah, kita harus menggunakan akal dan logika, tidak hanya menggunakan hati” (Pak Guruh).
“Bukalah mata anda lebar-lebar sebelum pernikahan – tutuplah sebelah sesudahnya. Pernikahan membutuhkan iman terhadap penyediaan Allah dan kemauan untuk memaafkan ketidaksempurnaan – kemurahan yang diperlukan untuk tetap membuat mata kita “tertutup sebelah” terhadap kelemahan-kelemahan pasangan kita” (Joshua Harris)…



Copyright 2009 oktarinigintings. All rights reserved.
Free WPThemes presented by Leather luggage, Las Vegas Travel coded by EZwpthemes.
Bloggerized by Miss Dothy